Jumat, 25 Juni 2010

Mengubah Sudut Pandang

Ada satu kisah yang bermanfaat yang ingin aku bagi dengan kawan-kawanku semuanya tentang bagaimana mengubah sudut pandang akan menghasilkan hal yang luar biasa.

Kisah ini tentang seorang ibu rumah tangga yang memiliki empat anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, dan kebersihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumahnya tampak selalu rapi, bersih, dan teratur. Suami dan anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.
Hanya ada satu masalah, masalahnya pun tidak terlalu besar, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalu karpet di rumahnya kotor sedikit saja. Kemarahannya bisa meledak dan terbitlah omelan-omelan yang berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet. Jika sudah begini, suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal dengan empat anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan tentu akan sangat menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum dan berkata pada sang ibu,
"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang saya katakan"
Ibu itu pun patuh. Dia menutup matanya dan bersiap membayangkan apa saja yang akan dikatakan oleh sang psikolog.

"Sekarang bayangkan rumah ibu yang rapi dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu tampak merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan, "Tapi, itu artinya tidak ada seorangpun di rumah Ibu. Tidak ada suami yang ibu cintai, tidak ada anak-anak yang sangat ibu sayangi, tak terdengar pula gurauan, canda, dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi"

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, Ibu melihat jejak sepatu dan kotoran disana, artinya suami dan anak-anak Ibu ada di rumah, orang-orang yang Ibu cintai ada bersama Ibu, dan kehadiran mereka menghangatkan hati Ibu "

Ibu itu tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tersebut. 
Virginia Satir berkata, "Sekarang bukalah mata Ibu" Ibu itu pun membuka matanya.
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat Ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Aku tahu maksud Anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut pandang yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".


Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah.

next*

Selasa, 22 Juni 2010

BULE HUNTER! :D

Kisah ini diawali dengan ide seorang Profesor Biting untuk pergi ke Kota Tua setelah selesai USM STAN tanggal 20 juni 2010, tapi jarak menuju Kota Tua sama dengan kita pulang malem melewati blok M dan kena macet berjam-jam, dan akhirnya kita memutuskan untuk mempendek jarak tujuan kita menjadi.. MONAS!
Dengan menaiki angkot ber-angka 05, berganti kendaraan menjadi metromini P71, *kita berenam, Riantoadi, Hilmanmaysa, Rindamayanti, Srifuji, Titakhaer and me, Sriemus mengawali petualangan ini, akhirnya kita sampai juga di halte busway di blok M dan harus mengantre selama sekitar 15 menit lamanya akhirnya kita dapet juga tempat duduk yang nyaman di dalam busway (dengan perjuangan yang menunjukkan khas kampungnya wkwk).* Oia, tambahan plus sopir busway yang.. Subhanallah.. adem sekali ngeliatnya (Ayu dan Tita type.red) haha ikhwan asli keliatannya. Dengan kehebohan di dalam busway apalagi tatkala melihat Bunderan HI keluar semua deeeh sifat-sifat aslinyaa, haha impian pertama setelah datang di jakarta : pengen foto di atas kolam Bunderan HI ! hahaha. *Sampe-sampe aku yang berniat tidurpun minta Miss. Rinda untuk membangunkanku. (dia punya impian yang sama konyolnya denganku soalnya hehe)

Finally, kita sampe juga di Halte Monas, turun di situ ngeliat orang-orang penggila Super Junior (eLf) yang diliat dari style nya sih abis ngadain gath gitu, alhasil ada Tita yang langsung ngebet pengen gabung disana *haha alay :p
Setelah melewati rombongan itu, kita pun menyeberang dengan niat mau masuk Monas baik-baik, eeeh gataunya kita ketemu godaan yang sangat menggiurkan, entah itu datangnya dari setan apa dari malaikat pembagi rezeki yang mau supaya kita ga keluar uang, yang jelas IDE BODOH nan KONYOL itu awalnya plagiat dari orang-orang yang masuk lewat celah-celah pager yang kebetulan lebih gede dari yang lain, jhahahah asli kocak abis, harus ngeliat wajah Tita dan makcik Srifuji yang pesimis mereka bisa masuk lewat situ, bener2 mengasyikan! lol
Tapi akhirnya kita semua bisa masuk lewat situ dengan tatapan mata orang-orang yang seolah-olah mengatakan, "pasti dari kampung" haha tapi no problem buat kita, toh kitapun mengikuti jejak salahnya orang-orang sananya juga, yah walaupun mungkin mereka orang lampiri (Indonesia) belahan sisi empat arah mata angin. hahaha. Well, kitapun masuk kesana dengan status palsu(Vidi Aldiano) alias "ilegal", anehnya itu semua ga ngurangin tawa kita yang terus-terusan ngocok perut lantaran ngerasa udah berubah dari kulit manusia menjadi kulit badak. lol. haha WE ARE THE ILLEGAL VISITORS ! :p

Setiba di Monas bak orang linglung yang penuh bingung tapi pura-pura beruntung kita pun muter-muter ga jelas di jalan menuju menaranya, niat kita sih pengen masuk dan naik ke atas, eeeh gataunya ngantrenyaaaaa.. amit amit dah! (sisi lain dari jakarta yang rada aku malesi). Kitapun memutuskan menyerah sampe disitu, untuk hal ini kita gamau nekat ambil resiko harus menganiaya kaki lebih dalam lagi cuma buat naik ke atas emas itu.

Oke okeee akhirnya kita cuma jalan jalan ga jelas sambil ngeliat liat tempat yang bagus buat foto. Tiba-tiba, gatau dari arah mana datengnya ada sepasang bule yang lagi jalan ngincig-ngincig, gayanya keren(kata yang lain, aku ga liat jelas), dan ide gila muncul lagi dari otak cemerlang(cuih) milik Rianto alias si Profesor, dia ngajakin kita ngajak ngobrol tu bule, dan Soheel langsung nolak mentah-mentah ajakan tu biting, padahal di antara kita berenam dia yang paling diharapkan buat bias ngobrol dan ga malu maluin depan tu bule. haha lewatlah sudah tu bule tanpa sempet kita sapa sama sekali, tapi rupanya Rianto si profesor pantang menyerah. Matanya langsung liar untuk menangkap citra yang dia cari, yaitu BULE ! hahaha

Finally dia dapetin juga dua orang bule, dua orang bapak-bapak yang lagi nyari posisi bagus buat motret, dengan mengumpulkan kekuatan, Profesor Rianto yang tidak didukung oleh Soheel memberanikan diri mengajak si mister untuk berfoto dengan kita semua, haha awalnya kita pura-pura ga kenal aja sama dia, biar pas si bule nolak, kita ga kecipratan malunya (haha jahat), daaaan surprise!! Rianto berhasil merayu mister bule itu, kitapun langsung diam sambil papelong-pelong, antara percaya dan ngga, setelah terbangun dari kesadaran yang hilang kitapun segera berlari mengambil posisi dan rebutan sebelah tu bule. haha sukses dari situ ternyata kita ketagihan foto bareng bule, itu karena bule yang tadi itu ga terlalu keren, bhahah timbul ide lebih konyol untuk mencari lebih banyak bule lagi yang mau diajak berfoto.

Sang profesor pun beraksi, matanya tambah liar mencari-cari dimana sosok jangkung berkulit putih dan berambut merah itu berada. Bule kedua adalah sepasang bule yang cantik dan ganteng tapi aga sedikit menggelikan, sekali lagi Rianto bersikap sok akrab pada bule itu, jadilah kita foto bareng sekali lagi. haha dilanjutkan pencarian berikutnya. Akhirnya mataku yang pertama menangkap bule cantik (aku liat dari belakang bule yg kedua itu) bersama dgn orang yang dicurigai sebagai 'guide' nya, kita berlari sampai melanggar batas tali jalan menuju taman untuk mengejar bule cantik itu, dan ngga sia-sia, sekali lagi kami berfoto. Disini bule yang paling baik deh (gara gara dipuji nice bag) haha. *Dasar pengen eksis, si Nda Rinda itu paling gamau gantian motret wkwk, dia paling banyak fotonya menurut pengamatanku karena kerajinan dia sebagai objek foto dan kemalesannya sebagai fotografer haha. Selanjutnya dapet lagi bule jangkung yang keliatan sedang sibuk tapi gak disangka! KOCAAAAK! He's funny. haha disini Soheel yang tadi males malesan udah mau sedikit sedikit ngomong sama tu bule. Sampai ke bule keren keempat yang jutek dan akhirnyaa kita dapet sepasang Austria yang paling disukai Soheel (alasannya cuma karna dia lebih jangkung dari tu bule) hahaha sampe sampe dia bilang, 'yes, akhirnya ketemu juga sama bule yang lebih pendek dari aku' haha ketauan deh alesan dia menentang keras berfoto sama orang BULE, dia ga suka ada BULE yang lebih jangkung dari dia! bwakakak lol

Finally, setelah kelelahan, kecapean, dan gatau malu diliatin orang-orang di Monas, akhirnya kita memutuskan untuk istirahat dan shalat di mesjid Istiqlal, sambil ketawa-ketawa ga jelas dan puas berhasil ngumpulin foto foto with bule, kitapun lunglai ke arah mesjid dengan perut kosong.*Setelah membersihkan diri di mesjid yang gedenya banget banget itu tapi sungainya kotor ga ketulungan, tiba juga saatnya bagi kita memutuskan untuk berhenti mendzalimi perut. Dengan berbekal perut keroncongan kitapun balik lagi ke tempat-tempat gerobak berjejer di depan Monas. Makan ketoprak yang mahalnya minta dibom tu gerobaknya, kita berlalu dengan tampang monyong Tita yang bersungut-sungut sepanjang jalan menyesali kehidupan di jakarta yang berbeda jauh dengan di Kalapagunung tempatnya dilahirkan (yaiyalah, make dibandingin segala wkwk). Kita kembali masuk ke Monas dengan harapan bertemu bule lagi (ga kapok kapok). Tapi berhubung waktu yang udah memaksa kita untuk segera menuju halte busway (kalo mau selamet pulang) akhirnya kita memutuskan untuk pulang dan OMG di jalan itu aku baru menyadari bahwa gelang warisan dari ibuku tercinta (hiperbola), RAIB!
God.. aku langsung lemes setengah idup disitu, dan dengan penuh harap bisa menemukannya lagi, ketakutan terbayang wajah tua nan keriput mama yang menangis pilu (Astaghfirullah aladziim.. ibuku masih cantik! :D ), aku mendramatisir kejadian itu dengan berbalik sendiri menyusuri tempat yang tadi dilewati sampai ke tempat makan yang bikin Tita gondok setengah mati. Tapi aku tak mendapati apa yang aku cari. Dengan memohon keikhlasan akhirnya lunglai akupun kembali dan mengajak semuanya pulang. T.T
Sampai di halte kita langsung mengambil tiket dan dapet busway secepetnya, daaan.. di dalem busway yang penuhnya amat sangat itu cuma Tita dan Makcik yang kebagian rezeki duduk, tapi ga lama kita semua pun bisa dapet tempat duduk. Di dalem busway yang walaupun kita kelelahan tetp ajaa ngocool ga keruan. Ngaler ngidul sampe dengan bodohnya kita ngebanding-bandingin Bunderan HI sama Bunderan Cijoho (Kuningan punya), dan tambah super idiotnya lagi ampe ngebahas Bunderan Linggarjati dan Bunderan Caracas (in cilimus.red) Nah, ini yang diperdebatkan oleh Tita Khaerun Nisa yang dengan tampang keukeuh nya bilang "di situ tuh ga ada bunderan, aku berapa kali lewat juga ga pernah liat!!" *sigh* Please deeeeh maaaak.. Aku juga yang ga terlalu sering lewat, bisa nyimpen tu tempat di memoriku (merendah sambil meningkatkan mutu) hahaha. Ga penting dan ga jelas, aku dan Makcik berusaha meyakinkan Mak Tita, akhirnya dengan tololnya pun kita mengakhiri pembicaraan itu dengan tergantung ga gamblang. Di Dukuh atas profesor Rianto pun turun. Finally kita sampai lagi di angkot metromini P71 dengan suguhan pengamen yah suaranya aduhaaai. (Tita dan Soheel menikmatinya, sementara Makcik dan Rinda diam seribu bahasa terkantuk kantuk). hahaha that's well.

Dipikir pikir lagi, ternyata kita sepakat untuk tema hari itu, "BERBURU BULE" hahaha. Dan dengan bangganya menamai diri sendiri "BULE HUNTER".

hahaha. Kapan kapan lagi yaa.
HAVE FUN abis dengan orang orang di atas ini. :p

Senin, 21 Juni 2010

WE ARE OOPS in THE PIONEER :)

Bismillahirrahmanirrahim.
       Disatukan oleh Yang Maha Kuasa dalam hati yang penyayang dan cinta sesama, dinahkodai oleh Agis Nurholis dan Bayu Firmansyah, kita semua berkumpul di satu dunia bernama Organisasi Siswa Intra Sekolah 2008-2009 yang sepakat kita beri nama OOPS 89. Pagi hari itu setelah terbentuknya OOPS 89, bersama-sama kami mencuci karpet yang telah digunakan untuk salah satu program acara OSIS angkatan sebelum kami. Disitulah awal kebersamaan kami yang penuh kekompakan, penuh dengan tangis, tawa, haru, dan kekeluargaan.
      Kami dipertemukan penuh kehangatan untuk pertama kali (untuk beberapa orang yang belum saling mengenal) menjalin kerjasama berbagi tugas untuk memikirkan kesejahteraan 822 siswa, 60 orang guru ditambah staff tata usaha dan para penjasa di sekolah kami, SMA Negeri 2 Kuningan ini.
      Bak dunia yang sarat di dalamnya dengan keindahan, dunia kami seakan penuh ciri khas kami yang rupawan (dan rupawati). Dari yang penyabar sampai yang cuek baby (siapa siapa nih?). Dari yang tugasnya ngomelin orang, nenangin, sampai yang jadi kambing hitam (siapa hayoooo?). Dari yang paling dewasa sampai yang masih kayak baby sekalipun (isn't me! haha). Dari yang paling rajin, sampai yang ehm! Super LELET. (aren't i?) :P Semua itu menjadi ciri khas kami masing-masing dengan keyakinan setiap kita adalah berharga, setiap manusia adalah berguna dan setiap manusia punya kelebihan di atas kekurangan.
       Wajarnya setiap dunia yang memiliki pemimpin dan pelengkapnya, di dunia kami juga terdapat    pembagian tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing. Agis Nurholis selaku Ketua Umum, membawahi sekbid-sekbid yang luarbiasa. Bergabungnya Bayu Firmansyah mendampingi sang ketum menambah kompleksitas dan keanekaragaman insani di dunia kami.
     Tugas yang terbentang yang terasa berat dan bertambah berat jika ditimbang, kami lalui dengan hati yang ikhlas walaupun terkadang keluhan keluar dari lisan kami yang lemah ini, tapi tak pernah memadamkan api yang membara dalam dada kami untuk memajukan organisasi dan sekolah kami tercinta ini.
       Sampai saat ini, kami masih berharap, kebersamaan yang selama ini dianugerahkan kepada kami dapat terus terjalin walaupun kami nantinya tidak berada di wadah yang sama dipisahkan oleh visi kami yang mulai berbeda seiring tuntutan pendidikan kami. Tidak hanya kepada pengurus OOPS, tapi juga kepada angkatan THE PIONEER semuanya, karena kalianlah yang membuat kami bersemangat menjalankan organisasi ini, kalianlah yang selalu membantu kami dalam menyelesaikan program-program, dan kalian jugalah yang selalu menjadi kantong kritik dan saran bagi perbaikan diri kami.
Akhir kata, maafin kami ya! Banyak tugas yang menurut kami masih panjang, atas lisan kami yang setajam pedang, atas tingkah kami yang kadang membuat berang, tapi tak pernah mengurangi rasa hormat kami yang dilandasi rasa sayang. Mungkin itulah kami apa adanya, yang akan senantiasa memperbaiki diri, meski kali ini kita akan berpisah, tetapi terimakasih tak terhingga kami ucapkan padamu rekan-rekan seperjuangan tercinta.
Dan kepadamu OOPS...
Suatu kehilangan yang amat sangat ketika berpisah dengan orang-orang yang sudah kita anggap saudara sendiri. Berat pula meninggalkan ruang osis yang entah sudah berapa puluh kali ditiduri.(sekarang sudah berubah menjadi ruang BP).
Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan, bukan?  Nah, kenapa ungkapan itu tidak kita balik saja menjadi : "dimana ada perpisahan pasti akan ada pertemuan kembali" (rasanya cukup fair kok.) :D
Yah.. Sudahlah.. Untuk masalah itu biarlah waktu yang menjawab. Namun ada satu hal yang pasti.. Intentensitas pertemuan yang nyaris nol selepas kelulusan bukan berarti hilang pula kenangan tentang suka duka kita bersama. Bukan berarti kita melupakan nama dan wajah orang-orang yang hampir tiap hari kita temui di ruang osis. Sadarlah bahwa semua memori itu telah terpatri dalam sekat hati yang tanpa sadar telah kita buat sendiri..

Yes, you can erase someone from your mind,
but getting them out of your heart is another story

♥ OOPS 89


memories of proksima *BMC*

Disini, tepat di BMC
Kita semua bimbel untuk USM
Disini orang-orang penuh dengan semangat
Tempat orang-orang yang hebat
Disini bukan anak-anak malas
Tempatnya para pelajar cerdas
Disini bukan anak-anak manja
Sedikit baca banyak ngeluhnya

one.. two.. three..

Heal the world
make it better place
for you and for me
in BMC our courses
we are the smart students
studying in BMC

i's better place for you and for me
you and for me...



Huaaaaaaaaahh, banyak banget kenangan yang kita ukir disiniiiii.

Kawan, meski kebersamaan kita hanya satu setengah bulan saja, namun tak perlu waktu lama untuk aku menyadari bahwa kalian semua berarti. :)

Duuuuh, bakalan ngangenin masa-masa belajar di BMC nih.
Bakal kangen suasana di kelas yang lebih sering belajar "mendebat" daripada menyimak. hehe
Kelas C ini memang unik, penuh dengan orang-orang yang satu sama lain memiliki perbedaan yang signifikan. (duhh, bahasanya.. jadi inget soal STAN deh hehe).
Mulai dari Astri Imaniyati yang cerewet dan hebohnya ampun-ampunan sampe Dani Ahmad yang kritisnya minta ditabok pengajar. hehe. But well, itu  semua yang bikin kita khususnya aku betah di kelas yang dapet title "The Best Class" ini. Aku sebenernya pengen ngenalin satu satu semua penghuni kelas C ini, yah namun dan tapi because of 'Tidak semua anak di kelas C rajin maka...' (niru soal try out proksima lagi), jawabannya sebagian aja yang bakal aku ceritain disini. So, mohon maaf ya buat yang ga aku sebutkan :)

- Astri Imaniyati : Manusia penuh semangat dan bulatan tekad, tapi hati hati... sekalinya marah bisa ancur nih mental :p hehe piss kak. Tapi perjuangannya untuk sampai ke tempat bimbel itu patut diacungi jempol. Dengan jadual kuliah yang bentrok hebat masih bisa belajar di BMC.
- Disa Qonitina Salsabila : Kalo yang satu ini aga mencengangkan juga sih, tiap bimbel bolak balik bekasi-bintaro nyetir sendiri, tapi anehnya ngga ada kapoknye! hehe semangatt yaaa dis! Aku salut sama semangat dan sikap enjoy kamu dalam menghadapi usm. Oia, selimutnya udah di-laundry? hahaha.
- Furi Aprilia : hahahaha ketawa duluan kalo mau nyeritain si riau satu ini. Maaf fuy, tapi emang itu kesan yang aku dapet tiap ngeliat kamu, KOCAK! hahaha. Bawelnya minta ampun deh, segala dikomentarin, pake bahasa daerah lagi, asli  berisik banget kalo di kelas, but it's good at all. Ga ada lo, ga rame. :)
- Sri Mulya Rahayu : Hmm, kalo si plagiat nama ini (lho, hehe), dia juga sama kyak fuy, kalo udah ngebahas try out waaah bisaaa lamaaa dengerin 1001 penyesalan dia. hehe. Tapi kita sekampung halaman, Tasikmalaya (waah parrah, udah nama sama, kampungnya sama pula)
- Augrit Dirodari : Ngga terlalu sering sih ketemu sama si pecinta jepang ini, hehe. Tapi cukup untuk bisa menggambarkan bahwa anak satu ini gokil. Kayaknya kalo di wawancara pengetahuannya tentang jepang kayaknya bisa dikupas abis deh. hehe
- Novita : Anak Banten satu ini asik deh senyumnyaa, matanya bisa sampe ilang. hehe. Dia ini juga sekutunya fuy kalo lagi berisik hehe. Tapi menurut aku sih pada dasarnya dia anak yang kalem, cuma aura jahatnya fuy yang memengaruhinya, haha piss fuy. :p

to be continue..