Sabtu, 21 Mei 2011

SUPERdad

Tanpamu aku tak mampu, menjadi putri yang tumbuh dewasa, ceria, dan bahagia seperti saat ini..
Bagaimanapun dirimu, kau tetaplah seorang hero bagiku...
Tanpamu aku tak mampu, berdiri tegak di atas segala kebimbangan dalam hidupku.
Apapun yang kau alami, kau tetap berwibawa di mataku...
Tanpamu aku tak mampu, berkata tegas dalam setiap pengambilan keputusanku.
Dimanapun dirimu saat itu, tetap kau yang kuingat untuk itu...
Tanpamu aku tak mampu, tersenyum tegar di kala kehidupan memaksaku menangis.
Seperti apapun caramu, kau tetap yang paling bijaksana atasku....

Ayah.. di kala airmatamu mengalir karena sakit yang kau alami, hatiku menjerit dan berteriak histeris.
Aku sibuk bertanya dalam hatiku, adakah cara untuk memindahkan deritamu untuk kutanggung?
Jika ada rasa sakit seperti itu di dunia ini, bagaimana dengan rasa sakit siksaan-Nya di akhirat nanti?
Kau bertanya seperti itu.
Tapi aku tak mampu menjawabnya.
Ayah.. dapatkah kau membagi lukamu walau hanya separuh saja dari penderitaan yang kau alami?
Aku kuat ayah ketika kau baik-baik saja, tapi aku tak mampu tegar dalam sakit yang kuderita ketika aku harus melihatmu yang lemah dan tak berdaya.
Ayah... entah berapa ribu isak dan berapa juta tangis yang tumpah di kala kau terbaring lunglai di ranjang rumah sakit itu.
Akankah kau sadari setiap kepedihan yang keluar dari lisanmu adalah hal yang menyakitkan bagiku, bagi kami semua?
Kumohon ayah.. Bersabarlah.. Kau akan hidup sampai seratus tahun lagi.. kau akan tetap hidup.. aku percaya itu. Tersenyumlah untukku...