Selasa, 19 Oktober 2010

FUTUR

Pada siapa harus kuadukan dukaku?
Sementara sepi mendera jiwaku
ragaku pun tak mampu menepis lara yang menghantam dan meremukkan tulangku
Haruskah aku mencari pembelaan?
Namun, pada siapa?
Tak ada yang bisa meluluhkan nurani ini untuk dapat menitipkan kepedihan yang kurasa kian menjelma memutuskan asa
Diaini aku benar-benar belajar tentang hal-hal yang tak bisa kuraih hanya dengan sebuah senyuman
tak bisa kugapai meski bibir ini kelu hanya untuk menghiaskan kata 'maaf'

Rabbi, aku tau berjuta perasaan yang merajut benang-benang kusut dalam qalbu ini tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang telah kuperbuat untuk mengkhianati kemurahan-Mu
Apa dayaku bila Engkau telah berkehendak?
Jika ini bentuk pembalasan yang harus aku terima agar aku menyadari arti syukur yang seharusnya sudah sejak lama kupahami
maka kuikhlaskan segenap ruh ini untuk Kau uji dengan cobaan yang selayak-layaknya
Engkau tahu akupun lemah terhadap ujian-Mu, tapi Kau kuatkan aku dengan izin-Mu.
Subhanallah. Allahu Akbar.
Betapa aku kerdil di hadapan-Mu yaa Malik..