Sabtu, 07 Januari 2012

Akhir lembar pilu. Janjiku.

25 desember 2011
Apa aku punya kesempatan untuk melihatnya terlepas dari penderitaan ini?
Apa aku akan bisa menyaksikan kebahagiaan yang telah lama tidak ia cicipi?
Bagaimana caraku untuk bertahan?
Apa aku sanggup terus menerus dalam kesakitan ini? Kesakitan karena harus menerima belas kasihan dari semua orang. Padahal aku selalu ingin menjadi cahaya dalam kegelapan bagi mereka, namun kenapa malah aku yang terkurung dalam gelap?
Begitu menyedihkan. Begitu malu diri ini. Pada diri sendiri, pada Tuhan, pada mereka yang tidak pernah mengeluh meski nestapa telah lama bertapa dalam kungkungan derita hidup.
Tuhan, berikan cara, berikan kesempatan, kekuatan untukku mampu mengucapkan selamat tinggal pada keputusasaan.
Pertanyaan mengapa seperti ini, mengapa aku dan keluargaku, mengapa tak kunjung usai, apa harus terus menerus bersemayam dalam hati dan fikriku?
Saat aku bersyukur, cobaan kembali datang, jauh lebih hebat, aku meyakinkan diri bahwa aku kuat.
Namun timbul pertanyaan lain, apakah aku betul-betul kuat, ataukah hanya pura-pura kuat???

26 desember 2011
Bila masaku telah habis untuk mengecap pahit kehidupan ini, akan kuceritakan pada siapapun yang mau mendengarnya, inilah hidup.... selalu ada persaingan dalam setiap episodenya. Persaingan untuk berjuang, bertahan, dan menjadi pemenang. Bagaimana akhirnya diriku? Akankah menjadi pemenang dan memenangkan pertarungan melawan ketidakberdayaan? Ataukah kalah dan tak mampu mengalahkan samurai peperangan hidup, yakni kesusahan? Jadikah aku seorang pecundang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar